"Semua upaya sudah kita gariskan dalam Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN."
Association of South East Asia Nations (ASEAN) diciptakan untuk menciptakan perdamaian di dunia. Untuk itu, ASEAN harus terlebih dahulu menciptakan kondisi yang kondusif di kawasan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato pembukaan KTT ASEAN, Sabtu, 7 Mei 2011, mengatakan bahwa integrasi dan kerjasama kawasan di Asia Tenggara akan menghasilkan konsensus yang diharapkan dapat menciptakan stabilitas.
"Kita menyadari, bahwa untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Timur, ASEAN harus terlebih dahulu mampu menjamin perdamaian di kawasannya sendiri," ujar SBY.
SBY menyebutkan beberapa konflik yang tengah terjadi di dunia, diantaranya adalah gejolak di Timur Tengah. Namun, konflik negara anggota ASEAN yang kini tengah terjadi, yaitu konflik perbatasan Kamboja dan Thailand, tidak disebutkan.
"Konflik di Libya, belum mereda. Pergolakan politik di Timur Tengah masih terus berlangsung, disertai dengan meluasnya kekerasan. Di perairan internasional, pembajakan dan perompakan di laut semakin rawan. Dan kita juga dihadapkan pada sindikat kejahatan dan terorisme internasional," ujar SBY.
Masalah lain yang mengancam keamanan dunia adalah adanya migrasi penduduk besar-besaran. Terutama lagi masalah imigran yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan hukum masuk suatu negara.
"Hal ini menyebabkan berbagai masalah politik, sosial, dan keamanan, tidak hanya di negara tujuan, countries of destination, tetapi juga di negara yang mereka lalui, transit countries," jelas SBY.
SBY mengatakan bahwa ASEAN berkewajiban untuk merespon konflik yang dapat mempengaruhi citra ASEAN dan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan ini.Jika terjadi konflik, lanjutnya lagi, ASEAN harus mampu memfasilitasi forum diplomatik dan dialog terbuka.
"Semua upaya itu, sudah kita gariskan dalam Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN. Kewajiban kita tinggalah melaksanakan komitmen dan kesepakatan bersama tersebut," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari berkomentar!