Senin, 30 Mei 2011

Sapinya Disiksa, Australia Hentikan Ekspor

Pemerintah Australia memutuskan menghentikan ekspor semua jenis binatang ternak ke beberapa tempat penjagalan di Indonesia. Hal ini menyusul dipublikasikannya video rekaman kekejaman di sebuah rumah potong hewan di Indonesia. 
Menteri Pertanian Australia, Joe Ludwig, dilansir dari AAP, Selasa, 31 Mei 2011, mengatakan bahwa keputusan penghentian ekspor diambil setelah pemerintah Australia menilai beberapa rumah potong di Indonesia mempraktekkan penyiksaan binatang.

"Saya memutuskan menghentikan perdagangan binatang ternak ke rumah jagal yang terdapat di dalam rekaman," ujar Ludwig melalui pernyataan tertulisnya.


Dia mengatakan bahwa kementeriannya telah memerintahkan para petugas ekspor-impor Australia untuk membatalkan semua dokumen pengiriman ke rumah jagal tersebut. Australia, ujarnya, juga akan membentuk komisi penyelidik untuk mencari tahu jaringan penjualan sapi asal Australia di Indonesia. "Kami berhak menambah jumlah rumah jagal dalam daftar penghentian ekspor jika diperlukan," ujar Ludwig.

Pada rekaman penyembelihan sapi yang ditayangkan di program ABC's Four Corners tadi malam, Senin, 30 Mei 2011, terlihat sapi Australia rata-rata dipotong di tenggorokannya 10 kali, padahal mestinya hanya satu sayatan. Tak hanya itu, hewan-hewan itu juga mengalami kekerasan lain.

Menyusul tayangan tersebut, organisasi Animals Australia, RSPCA, dan politisi Australia, Andrew Wilkie, menuntut pemerintah dan eksportir untuk mengakhiri pengiriman ternak hidup ke Indonesia. Kata mereka, baik pemerintah dan industri telah mengabaikan fakta yang terjadi di rumah pemotongan hewan Indonesia.

Sebanyak 80 persen ternak Australia dikirim ke Indonesia, menjadikan Indonesia negara sasaran utama ekspor Australia. Kerja sama ini menghasilkan keuntungan AU$2 miliar setiap tahunnya. Ekspor ternak ke Indonesia juga membuka 13.000 lapangan pekerjaan baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berkomentar!