Jumat, 17 Januari 2014

Wabah Tawa Tanganyika


Tertawa itu sehat. Banyak penelitian telah membuktikan manfaat-manfaat baik tertawa. Tapi, ternyata ada peristiwa yang menunjukkan bahwa kalau tertawa berlebihan dan tidak terkontrol itu bisa mengakibatkan kecelakaan dan hal-hal yang tidak diinginkan, bahkan kematian.

Banyak orang-orang yang telah meninggal karena tertawa yang tidak terkendali, diantaranya Zeuxis, Philemon, Chrysippus, Pietro Aretino, Fitzherbert, Alex Mitchell, Ole Bentzen dan masih ada lagi.


Dan yang paling mengagetkan adalah penyakit psikogenik massal yang berhasil didokumentasikan. Kejadian lengkap atas kondisi ini digambarkan dalam paper yang diterbitkan pada Central African Journal of Medicine yang diterbitkan pada 1963 ini terjadi di atau dekat Desa Kashasha di pantai barat Danau Victoria di Tanzania bangsa modern yang dulu adalah Tanganyika di dekat perbatasan Kenya.

Dimulai pada tanggal 30 Januarti 1962, di sebuah sekolah asrama perempuan di Kashasha. Awalnya dari candaan beberapa mahasiswa. Lalu salah seorang remaja putri tertawa tanpa terkendali, lalu disusul dengan 2 orang perempuan yang tertawa, dan akhirnya berhasil menyebar tak terkendali ke seluruh sekolah, mempengaruhi 95 dari 159 siswa, usia 12-18 tahun. Gejala-gejala berikut ini dilaporkan pada skala yang sama besar sebagai laporan dari korban yang tertawa: rasa sakit, pingsan, sesak nafas, ruam, serangan menangis, menjerit. Staf pengajar tidak terpengaruh namun dilaporkan bahwa siswa tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran mereka. Akhirnya sekolah tersebut dipaksa tutup pada 18 Maret 1962.

Setelah sekolah tersebut ditutup dan siswa dipulangkan, epidemi menyebar ke Nshamba, sebuah desa yang adalah rumah bagi beberapa gadis-gadis. Pada bulan April dan Mei, 217 orang telah terkena epidemi ini di desa. Kebanyakan dari mereka adalah anak sekolah dan dewasa muda.

Sekolah Kashasha dibuka kembali pada tanggal 21 Mei, hanya akan ditutup lagi pada akhir Juni. Pada bulan Juni, epidemi tawa menyebar ke Ramashenye sekolah menengah anak perempuan, dekat Bukoba, mempengaruhi 48 anak perempuan. Wabah lain terjadi di Kanyangereka dan 2 anak laki-laki di dekatnya, sekolah ditutup.

Ribuan orang terpengaruh oleh epidemi tawa, terus menerus tertawa berjam-jam, berhari-hari bahkan hingga berbulan-bulan. Secara total 14 sekolah ditutup. Butuh 18 bulan sampai akhirnya wabah ini berhenti total.

Kita boleh tertawa, tetapi jangan berlebihan karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

*Dengan sedikit perubahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berkomentar!